Masalah Susu Yang Mengintai Di Mana-mana


Seorang teman yang anaknya berhenti minum susu, karena menderita masalah amandel, pernah (agak) protes. “Ini anak gue udah berhenti minum susu, kok amandelnya kumat lagi ya?”, “Emang parah lagi kumatnya? Sebenarnya normal sik, itu kan pertahanan tubuh paling luar” Jawab saya. “Iya sih, tapi ini bolak-balik meradang. Walau gak separah waktu dulu masih rutin minum susu” 

Saya langsung curiga pada satu hal, “Anak lo punya hobi makanan baru gak?” Teman saya agak nyengir, “Ada sih…” Dia menyebut satu makanan ringan kemasan yang terkenal, berbahan baku dasar cokelat. Sepertinya teman saya sadar letak kesalahannya, dan tersenyum sendiri.

Kami berdua tertawa terbahak


Susu Ada Di mana-mana

Kita tidak bisa memungkiri, ragam makanan-minuman kudapan buatan rumahan dan kemasan pabrikan yang muncul di era modern ini semakin marak, jumlah serta jenisnya. Bila kita berbicara tentang isu susu dan kesehatan serta berusaha meminimalisir konsumsinya, di sini kita harus lebih cermat.

Banyak sekali makanan, apalagi minuman, yang berbasiskan susu sebagai bahan utama. Mulai dari kue kering, kue basah, kue dalam kemasan, aneka bentuk cokelat, roti-rotian, es krim, yoghurt, dan lain sebagainya. Beberapa produk minuman tradisional seperti teh, kopi, sirup, dan soda juga umum dicampurkan dengan susu dalam jumlah banyak. Apalagi produk yang lebih kontemporer seperti milk shake, hingga bubble tea semisal, konten susunya sangat dominan. Di sini kita harus lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi sesuatu. Saat berusaha meminimalisir konsumsi susu harian, sekedar mengeliminir segelas susu bisa jadi tidak cukup, karena paparan makanan-minuman mengandung susu yang ada di mana-mana

Seorang teman pernah mengeluh tubuhnya dipenuhi jerawat di mana-mana. Waktu ditanya apakah dia minum susu? Dia menggeleng. Ternyata dia lupa, sebagai anggota pusat kebugaran, dia rutin membeli produk pemasok protein bagi pertumbuhan ototnya. Produk itu basis utamanya, ya susu! Ada lagi teman yang mengeluh problem lambungnya makin sering kumat dan belakangan ditambah dengan migraine, pusing sebelah. Ia sendiri sudah lama berhenti minum susu, terkait masalah lambung. Yang dia lupa, karena kesibukan serta keinginan menjaga berat badan, dia kerap mengkonsumsi protein bar, sejenis kudapan penahan lapar, yang berbasiskan, tentu saja, susu


Alternatif Pengganti Untuk Sesekali

Konsumsi susu secara rutin akan membuat masalah kesehatan. Apalagi bila dilakukan dalam jumlah besar tentu akan menghasilkan masalah kesehatan yang lebih besar juga. Ini menjadi masalah klasik, karena munculnya bukan melulu dari segelas susu yang biasa disajikan. Tapi ada di beragam produk makanan-minuman, yang mengepung dan sering dikonsumsi tanpa sadar.

Semakin beragam penyakit yang kini muncul dalam kehidupan, bisa jadi muncul dari fenomena tersebut. Tidak saja karena susu tidak cocok dikonsumsi rutin oleh manusia, tapi susu kini hadir dalam beragam proses yang berbeda untuk isu higienitas, efisiensi, dan kebutuhan komersil, dan proses itu mematikan banyak unsur alami susu yang sebenarnya bisa meminimalisir kerusakan saat dikonsumsi.

Konsumsi susu dan turunannya sesekali sebenarnya bisa ditolerir tubuh bila dikonsumsi dalam jumlah sangat terbatas. Semakin usia menua, hindari konsumsinya secara harian. Saat Anda membuat makanan-minuman yang basisnya adalah susu, sebagai alternatif pengganti Anda bisa menggunakan produk susu kedelai, almond, atau bahkan sekedar santan segar kelapa. Tekstur creamy bisa tergantikan, rasa gurih khas susu pun bisa sedikit didapatkan dari produk alternatif ini. Yang pasti tubuh manusia, terutama sistem cerna, bereaksi lebih baik terhadap produk nabati. Tapi ya tentu saja bukan untuk keperluan rutin. Apapun yang berbentuk susu kalau basisnya ingin dirutinkan, tentu akan berujung menimbulkan masalah kesehatan.



Comments

Popular posts from this blog

Tentang Ibu Saya & Kanker Paru-parunya

Salah Diet Ngakunya Healing Crisis

Jatuh Sakit Karena Apa Yang Kita Lakukan